Seberapa penting sih arti keperawanan bagi perempuan dan keperjakaan bagi laki-laki?
Di era modern ini, banyak orang meremehkan kesucian diri, terutama menyangkut apakah kita benar-benar menjaga ”keutuhan” itu sampai menikah, diberikan kepada orang yang benar-benar kita percaya menjadi pasangan kita? Apakah kamu termasuk orang yang menganut paham ”SBM”, ”Sex Before Married”, atau cuek terhadap prinsip itu?
Ingatkah, bahwa seorang bijak bilang,
”… jangan engkau menyerahkan keremajaanmu kepada orang lain…”
Baru-baru ini, pernyataan seorang anggota DPRD Jambi menuai kontroversi setelah mengusulkan perlunya tes keperawanan sebagai syarat masuk penerimaan siswa baru tingkat SMA. Bambang Bayu Suseno, wakil rakyat itu, berpendapat, tes keperawanan perlu untuk mengurangi kecenderungan seks bebas di kalangan anak muda.
“Ini sifatnya konseling, tidak ada pemeriksaan fisik. Semuanya dirahasiakan oleh tim yang di dalamnya ada psikolog itu,” kata Bambang Bayu Suseno seperti dikutip koran Jambi Independent. Menurutnya, wacana itu pada dasarnya perlu dipikirkan, belum tentu diwujudkan. Selain itu, dasar pemikiran yang dipakai adalah undang-undang sistem pendidikan nasional (Sisdiknas) yang menyebut, pemerintah bertanggung jawab atas kemajuan dunia pendidikan.
Atas dasar itu, dewan beranggapan, dengan adanya tes kegadisan tanpa cek fisik, bisa saja dijadikan satu langkah untuk mengurangi perilaku seks bebas di kalangan remaja. Dan, secara otomatis, seorang remaja putri akan bertanggung jawab untuk menjaga kehormatan dirinya sendiri.
Nah, bagaimana menurutmu… Mau dites atau tidak, bisakah kita menjaga diri dari bahaya sex bebas yang penuh resiko, oke?